Laman

Senin, 20 Januari 2014

Implikasi Asas Pendidikan Seumur Hidup

Ananda W.P Guruge dalam karangan diatas dalam garis besarnya dapat dikelompokkan dalam 6 kategori :

1. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
    Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena relevansinya dengan kondisi yang ada pada negara-negara berkembang karena masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat penting ditinjau dari implementasinya. Sebab itu realisasi baca tulis fungsional harus memuat 2 hal :
a) memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung yang fungsional bagi peserta didik
b) menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang dimilikinya

2. Pendidikan Vokasional
    Pendidikan ini tidak boleh dipandang sekali jadi lantas selesai dan kemajuan teknologi tentang otomasi dan makin meluasnya industrialisasi menuntut pendidikan vokasional ini terus-menerus.

3. Pendidikan Profesional
    Dalam tiap-tiap profesi hendaknya tercipta built-in mechanism yang memungkinkan golongan profesional selalu mengikuti perubahan dan kemajuan dalam metode, perlengkapan, teknologi dan sikap profesionalnya.

4. Pendidikan Kearah Perubahan dan Pembangunan
    Pendidikan bagi anggota masyarakat dan berbagai golongan usia agar mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup.

5. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan Politik
    Tidak saja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan kedewasaan politik dan untuk itu, program pendidikan kewarga negara dan kedewasaan politik merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hidup.

6. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
    Spesialisasi yang berlebihan dalam masyarakat bahkan dimulai pada usia muda dalam pendidikan formal membuat manusia menjadi berpandangan sempit pada bidangnya sendiri, buta kekayaan nilai-nilai kultural yang terkandung pada warisan budaya masyarakatnya, sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu senggang secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting dari pendidikan seumur hiup.

Mengenai implikasi konsep ini pada sasaran pendidikan, Ananda W.P Guruge membagi dalam 6 kategori :
a) Para Buruh dan Petani
    Mereka dengan pendidikan yang sangat rendah atau bahkan tanpa pendidikan sama sekali merupakan golongan terbesar penduduk di negara berkembang. Cara hidup tradisional merupakan hambatan psikologik bagi pembangunan dan bagi golongan ini program pendidikan baru mempunyai arti apabila :
- Menolong meningkatkan produktivitas mereka, baik hal itu dicapai melalui pengajaran keterampilan-keterampilan baru melalu metode-metode bertani yang baru yang memungkinkan untuk memperbaiki kehidupan mereka.
- Mendidik mereka agar memenuhi kewajiban sebagai warga negara dan sebagai kepala keluarga, sehingga menyadari pentingnya pendidikan bagi anak-anak mereka.
- Memberikan jalan bagi mereka untuk dapat mengisi waktu senggangnya dengan kegiatan-kegiatan yang lebih produktif dan menyenangkan.

b) Golongan Remaja yang Terganggu Pendidikan Sekolahnya
    Golongan ini menganggur karena tidak mendapat pendidikan keterampilan atau unser-employed karenna kurang bakat dan kemampuan, memerlukan pendidikan vokasional, mereka perlu diberikan pendidikan kultural dan kegiatan kreatif dari pendidikan yang bersifat remedial, sebab itu program yang diberikan harus menarik, merangsang dan relevan dengan kebutuhan hidupnya.

c) Para Pekerja yang Berketerampilan
    Mereka memerlukan program pendidikan kewargaan negara dan pendidikan untuk meningkatkan waktu senggang secara produktif, namun golongan ini memerlukan program khusus dan harus mengandung 2 maksud :
- Harus menyelamatkan mereka dari bahaya keusangan pengetahuan dan otomasi kepada mereka perlu diberikan latihan-latihan kembali untuk mendapat keterampilan baru
- Harus membuka jalan untuk naik jenjang dalam rangka promosi kedudukan yang lebih baik.

d) Golongan Technicians dan Professionals
    Program pendidikan seumur hidup terlebih besar peranannya bagi golongan ini. Mereka umumnya menduduki posisi penting dalam masyarakat. Agar mereka tetap berperan dalam masyarakat, maka harus senantiasa memperbaharui dan menambah pengetahuan dan keterampilannya.

e) Para Pemimpin dalam Masyarakat
    Para pemimpin perlu selalu memperbaiki sikap dan ide-idenya agar mereka dapat tetap berfungsi memimpin masyarakat sesuai dengan gerak kemajuan dan pembangunan.

f) Golongan Anggita Masyarakat yang Sudah Tua
   Dengan bertambahnya panjang usia rata-rata manusia dan kesehatan pun lebih baik, maka jumlah anggota masyarakat yang lanjut usia semakin besar, dan mereka memerlukan pendidikan seumur hidup untuk mendapatkan kesempatan yang sangat berharga karena belum pernah memperoleh pada waktu muda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gunakanlah dengan bijak ya kawan !!! :-)

Kawan2 PLS angkatan 2012

Kawan2 PLS angkatan 2012
Salam dari mahasiswa PLS 2012

PLS Angkatan 2012 Kece Banget...

PLS Angkatan 2012 Kece Banget...
Silahkan nilai sendiri dah :)

Kunjungan HIMA PLS ke BEM FKIP Unmul

Kunjungan HIMA PLS ke BEM FKIP Unmul
Kunjungan yang mempererat tali silahturahmi antara BEM FKIP Unmul dengan HIMA PLS Unmul

Pertemuan HIMA PLS dengan HMPKN

Pertemuan HIMA PLS dengan HMPKN
Pertemuan singkat untuk mempererat tali silahturahmi dengan hima lainnya.

Kunjungan Perwakilan Angkatan 2010 ke Universitas Negeri Malang

Kunjungan Perwakilan Angkatan 2010 ke Universitas Negeri Malang
Kunjungan dalam rangka Seminar KKNI PLS oleh Universitas Negeri Malang