a. Kegiatan pembelajaran
1) Mulailah dengan informasi yang berasal dari warga belajar yang sudah mempunyai kemampuan mengenal huruf dan kata.
2) Biasakan menggunakan kata-kata yang sudah dikenal dalam kehidupan sehari-hari warga belajar, seperti :
a) nama (sendiri, anak, anggota keluarga, dsb)
b) alamat/tempat tinggal (desa/kampung, kecamatan, kabupaten)
b. Langkah-langkah pembelajaran
Mulailah selalu mendiskusikan ide secara lengkap, kemudian mengenalkan dan membelajarkan warga belajar dimulai dari satu kalimat, kata dan huruf. Susunan/urutan yang digunakan sebagai berikut :
Ide > kalimat > kata > huruf
c. Mengingat huruf
Meminta warga belajar membawa benda atau kata, dan mencari huruf pertama yang sesuai untuk nama benda/kata tersebut pada poster abjad.
d. Belajar kata (bahasa Indonesia/bahasa ibu)
Membantu warga belajar membuat kamus sendiri untuk menulis kata-kata baru, Anda mengarahkan dan memastikan apakah warga belajar dapat menemukan kata yang sejenis? Selanjutnya warga belajar dapat membuka dan melihat di kamus pribadinya.
e. Membaca lancar
Menggunakan berbagai variasi untuk membaca bersama-sama :
1) Tutor membaca, sedangkan warga belajar mengikuti dan menirukan.
2) Satu-satu : masing-masing warga belajar membaca satu kalimat.
3) Bersama : semua warga belajar membaca bersama-sama.
f. Menjelaskan/mengartikan gambar/informasi pada warga belajar
1) Memperlihatkan gambar dan mendiskusikan isi/informasinya.
2) Pada saat membaca teks, berhenti sebentar untuk mendiskusikan artinya dengan warga belajar.
3) Setelah membaca, mintalah warga belajar membuat kesimpulan tentang informasi yang dimaksud dengan kata-katanya sendiri.
4) Setelah membaca, mintalah warga belajar untuk menulis tanggapan/respon tentang isi informasi tersebut.
g. Mencari bahan bacaan
Pergi bersama-sama dengan warga belajar ke TBM/perpustakaan untuk meminjam bahan bacaan. Mintalah warga belajar untuk mencari bahan bacaan dari instansi dan tempat lain yang menyediakan bahan bacaan.
h. Membuat catatan
Selanjutnya warga belajar menyalin atau membuat catatan tentang isi bahan bacaan yang dibacanya.
Kumpulan informasi tentang Pendidikan Luar Sekolah FKIP Universitas Mulawarman dan segala aktivitasnya.
Selasa, 18 Maret 2014
Tingkat Keaksaraan Fungsional
Kegiatan pembelajaran untuk warga belajar dilakukan juga seperti kegiatan pembelajaran sekolah formal. Artinya, kegiatan pembelajarannya mengacu pada standar kompetensi keaksaraan. Standar kompetensi keaksaraan fungsional dikembangkan berdasarkan level atau tingkat kompetensi keaksaraan yang ingin dicapai oleh warga belajar.
1) Tingkat Keaksaraan Dasar
Ciri-ciri warga belajar tingkat ini adalah mereka yang belum mengenal semua huruf, belum bisa merangkai kata dengan lancar, dan belum mengerti arti sebuah kalimat dengan jelas. Meskipun mereka belum bisa menulis, membaca, atau berhitung, tetapi mereka sudah memiliki pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan dalam kegiatan pembelajaran.
2) Tingkat Keaksaraan Lanjutan
Pada tingkat ini mereka biasanya sudah dapat membaca dan menulis sederhana, tetapi belum lancar. Walaupun mereka sudah memiliki pengetahuan, mereka belum memiliki semua kemampuan fungsional yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Hal tersebut karena mereka biasanya jarang menggunakan keterampilan membaca, menulis, dan berhitung dalam kehidupan sehari-harinya.
3) Tingkat Keaksaraan Mandiri
Pada tingkat ini warga belajar diharapkan sudah mempunyai sikap untuk terus belajar secara mandiri. Mereka juga diharapkan dapat memecahkan masalah keaksaraan yang dihadapi dan mencari informasi serta narasumber sendiri. Untuk mengembangkan kemampuan tersebut, warga belajar perlu diberikan kesempatan untuk menganalisis, memecahkan masalah, dan mencari informasi dan narasumber dari lembaga desa atau instansi pemerintah yang ada.
Kamis, 13 Maret 2014
PLS Mengajar
Hello, kali ini kami mendokumentasikan teman - teman mahasiswa PLS FKIP Unmul dalam kegiatan mengajar program paket C di PKBM Citra Bangsa, Samarinda. Kegiatan yang dilaksanakan akhir Februari s/d awal April ini bertujuan mempersiapkan warga belajar yang akan ujian paket C mampu menyelesaikan ujiannya dengan baik.
Warga belajar berasal dari berbagai kalangan dan mereka antusias mengikuti materi ujian yang akan diberikan. Ada 7 mata pelajaran yang diujikan yakni PKN, B.Indonesia, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Matematika dan B. Inggris. Dilaksanakan setiap hari Senin s/d Kamis jam 15.00-17.00. Semuanya berlangsung dengan baik dan menambah pengalaman mahasiswa PLS selain dari teori yang didapatkan di bangku perkuliahan.
Berikut sekilas fotonya. Check it out!!!!
Warga belajar berasal dari berbagai kalangan dan mereka antusias mengikuti materi ujian yang akan diberikan. Ada 7 mata pelajaran yang diujikan yakni PKN, B.Indonesia, Ekonomi, Sosiologi, Geografi, Matematika dan B. Inggris. Dilaksanakan setiap hari Senin s/d Kamis jam 15.00-17.00. Semuanya berlangsung dengan baik dan menambah pengalaman mahasiswa PLS selain dari teori yang didapatkan di bangku perkuliahan.
Berikut sekilas fotonya. Check it out!!!!
Demikian dokumentasi dari kami, semoga bermanfaat. Salam PLS! Loyalitas Menuju Perubahan!
Penerimaan Mahasiswa Baru Pendidikan Luar Sekolah FKIP Unmul 2014/2015
Bagi adik-adik yang berminat melanjutkan ke perkuliahan, kami dari HIMA PLS FKIP Unmul membuka kesempatan dengan penerimaaan mahasiswa baru tahun 2014/2015.
Prodi Pendidikan Luar Sekolah berada dalam naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman, Samarinda. Beralamat di Jl. Banggeris Samarinda, kompleks IP/IPS.
Pendidikan Luar Sekolah memiliki banyak peluang dan potensi besar. Karena itu di perkuliahan, mahasiswa PLS diajarkan kreativitas, inovasi, motivasi, pemberdayaan masyarakat, identifikasi dan problem solving di masyarakat, keterampilan, dan berwirausaha sehingga lulusan PLS mampu berdapatasi dan menyesuaikan dengan kebutuhan serta memberdayakan potensi masyarakat menjadi mandiri. Lulusan PLS mampu memciptakan peluang usaha dan memecahkan masalah yang sering ditemui dalam kehidupan masyarakat. Tuntutan masyarakat yang menginginkan perubahan yang cepat dan kebutuhan yang mendesak, sehingga PLS-lah jawabannya ditengah kekakuan pendidikan formal yang semakin tidak relevan dengan perkembangan zaman. Contoh-contoh program PLS seperti : home schooling, kursus keterampilan, paket A/B/C, PAUD, TPA, KB, Keaksaraan fungsional, Taman Bacaan Masyarakat, bimbingan belajar, dll yang sangat berprospek dan diminati serta dibutuhkan masyarakat.
Jadi, bagaimana??? Berminat??? Yuk daftar dalam penerimaan mahasiswa baru PLS FKIP Unmul 2014/2015. Kuliah yang tidak membosankan, bermanfaat, dan berpeluang besar ada disini. Jika butuh info, silahkan lihat brosur kami berikut ini :
Salam PLS! Loyalitas Menuju Perubahan!
Prodi Pendidikan Luar Sekolah berada dalam naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Mulawarman, Samarinda. Beralamat di Jl. Banggeris Samarinda, kompleks IP/IPS.
Jadi, bagaimana??? Berminat??? Yuk daftar dalam penerimaan mahasiswa baru PLS FKIP Unmul 2014/2015. Kuliah yang tidak membosankan, bermanfaat, dan berpeluang besar ada disini. Jika butuh info, silahkan lihat brosur kami berikut ini :
Salam PLS! Loyalitas Menuju Perubahan!
Tipe Partisipasi Masyarakat
Partisipasi pasif/manipulatif
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi
b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat.
c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional diluar kelompok sasaran
Partisipasi dengan cara memberikan informasi
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuisioner atau sejenisnya.
b) Masyarakat tidak mempunyai kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penyelesaian.
c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat
Partisipasi melalui konsultan
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi
b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat.
c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama
d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
Partisipasi untuk insentif materil
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi dan sebagainya.
b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya.
c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
Partisipasi fungsional
a) Masyarakat berparisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.
b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan utama yang disepakati.
c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
Partisipasi interaktif
a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada.
b) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode interdisiplin yang mencari keragaman prespektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis.
c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggara negara.
Self-Mobilization
a) Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki.
b) Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumber daya yang dibutuhkan.
c) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada.
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara diberitahu apa yang sedang atau telah terjadi
b) Pengumuman sepihak oleh manajemen atau pelaksana proyek tanpa memperhatikan tanggapan masyarakat.
c) Informasi yang dipertukarkan terbatas pada kalangan profesional diluar kelompok sasaran
Partisipasi dengan cara memberikan informasi
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menjawab pertanyaan-pertanyaan penelitian seperti dalam kuisioner atau sejenisnya.
b) Masyarakat tidak mempunyai kesempatan untuk terlibat dan mempengaruhi proses penyelesaian.
c) Akurasi hasil penelitian tidak dibahas bersama masyarakat
Partisipasi melalui konsultan
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara berkonsultasi
b) Orang luar mendengarkan dan membangun pandangan-pandangannya sendiri untuk kemudian mendefinisikan permasalahan dan pemecahannya, dengan memodifikasi tanggapan-tanggapan masyarakat.
c) Tidak ada peluang bagi pembuat keputusan bersama
d) Para profesional tidak berkewajiban mengajukan pandangan-pandangan masyarakat (sebagai masukan) untuk ditindaklanjuti.
Partisipasi untuk insentif materil
a) Masyarakat berpartisipasi dengan cara menyediakan sumber daya seperti tenaga kerja, demi mendapatkan makanan, upah, ganti rugi dan sebagainya.
b) Masyarakat tidak dilibatkan dalam eksperimen atau proses pembelajarannya.
c) Masyarakat tidak mempunyai andil untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada saat insentif yang disediakan/diterima habis.
Partisipasi fungsional
a) Masyarakat berparisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai tujuan yang berhubungan dengan proyek.
b) Pembentukan kelompok (biasanya) setelah ada keputusan utama yang disepakati.
c) Pada awalnya, kelompok masyarakat ini bergantung pada pihak luar (fasilitator, dll) tetapi pada saatnya mampu mandiri.
Partisipasi interaktif
a) Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama yang mengarah pada perencanaan kegiatan dan pembentukan lembaga sosial baru atau penguatan kelembagaan yang telah ada.
b) Partisipasi ini cenderung melibatkan metode interdisiplin yang mencari keragaman prespektif dalam proses belajar yang terstruktur dan sistematis.
c) Kelompok-kelompok masyarakat mempunyai peran kontrol atas keputusan-keputusan mereka, sehingga mereka mempunyai andil dalam seluruh penyelenggara negara.
Self-Mobilization
a) Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiatif secara bebas (tidak dipengaruhi/ditekan pihak luar) untuk mengubah sistem-sistem atau nilai-nilai yang mereka miliki.
b) Masyarakat mengembangkan kontak dengan lembaga-lembaga lain untuk mendapatkan bantuan-bantuan teknis dan sumber daya yang dibutuhkan.
c) Masyarakat memegang kendali atas pemanfaatan sumber daya yang ada.
Langganan:
Postingan (Atom)